Menyempatkan diri dengan membaca cerita pendek di
tengah kesibukan bekerja menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk memotivasi
diri agar dapat menambah semangat bekerja. Dalam cerita pendek atau cerpen
motivasi bekerja mengandung banyak sekali pesan mengenai nilai-nilai kehidupan
yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Berikut
contoh cerpen motivasi bekerja yang bisa kamu jadikan sebagai pembakar semangat
dalam melanjutkan aktivitas bekerja.
Kurangnya
Rasa Syukur
Setelah
menyelesaikan pekerjaan kantorku, aku lekas membereskan meja kerja dan sesegera
mungkin meninggalkan tempat yang paling ingin ku hindari di setiap harinya.
Konon katanya menjadi dewasa merupakan dambaan setiap manusia. Sebab di fase
ini kita dapat melakukan apapun sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun
faktanya hampir semua manusia yang telah memasuki fase dewasa mengalami banyak
penyesalan. Termasuk aku.
Aku
merupakan salah satu pegawai yang bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang
lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku sendiri. Boleh ku katakan
dewi keberuntungan selalu berada di sekitarku, karena tepat setelah aku
menyelesaikan sidang skripsiku aku mendapatkan tawaran untuk bekerja di
perusahaan ini. Meskipun menurutku, semua pekerjaan yang ku lakukan tak
sebanding dengan gaji yang ku terima.
Semenjak
aku menerima gaji pertamaku, tak ada satu hari ku lewati tanpa mengeluh
mengenai gaji. Gaji yang ku terima bahkan tak dapat menjadi alasan aku semangat
bekerja di hari-hari setelahnya. Melihat sikapku yang selalu mengeluh mengenai
gaji, membuat teman-temanku mencoba menasehatiku bahkan ada yang tega
meninggalkanku karena dianggap terlalu kekanak-kanakkan. Namun terlepas dari
apa yang mereka pikirkan, keputusanku sudah bulat. Lusa akan menjadi hari
pengunduran diriku dari perusahaan swasta ini. Aku tidak peduli dengan
perkataan orang, yang penting aku akan mencari pekerjaan yang mau membayarku
mahal.
Dalam
perjalanan pulang menuju tempat kosku, aku menyempatkan diri untuk mampir ke
tukang nasi goreng yang berada dekat kantorku saat ini. Kembali memesan menu
yang sama di setiap harinya merupakan satu kebiasaan yang tak pernah ku
tinggalkan selama bekerja disini.
Sembari
menunggu pesananku datang, aku duduk di salah satu meja makan yang tersedia.
Kebetulan di sampingku terdapat 2 pelanggan yang sedang sibuk berbincang. Dan
tanpa sengaja aku mendengar percakapan mereka yang membuatku tertegun. Rupanya
salah satu dari mereka merupakan seorang pengangguran yang tak kunjung
mendapatkan pekerjaan. Ia bercerita bahwa setelah melakukan sidang skripsi tak
ada satupun perusahaan yang mau menerimanya. Dan dapat dipastikan orang
tersebut telah lulus kuliah beberapa tahun sebelum kelulusanku.
Dalam
perbincangan itu dia sempat mengeluarkan kalimat “apapun pekerjaannya aku ingin
bekerja, meskipun gaji yang ku dapat lebih sedikit dari tuntutan pekerjaanku.
Tapi paling tidak aku bekerja. Pengangguran bukanlah profesi yang mudah untuk
dilakukan.” Mendengar ucapan itu aku semakin terdiam dan segera menghabiskan
nasi goreng yang telah ada di mejaku.
Sepanjang perjalanan pulang aku terus memikirkan apa
yang orang itu bicarakan. Setelah sekian lama akhirnya aku ditampar oleh
kenyataan hidup bahwa, tak semudah itu untuk mencari pengganti pekerjaan dan
bukankah segala hal yang ku permasalahkan hanya karena aku sangat kurang pandai
dalam perihal bersyukur?
Sejak kejadian malam itu, aku berhenti mengeluh
mengenai gaji yang aku terima ataupun tuntutan pekerjaan yang tak ada habisnya.
Bahkan melakukan segala pekerjaan dengan hati yang senang dan ikhlas. Benar
kata orang, dulu aku sangat kekanak-kanakkan.