Menjaga
kebersihan merupakan kewajiban semua orang, banyak cara untuk mengingatkan
pentingnya menjaga kebersihan. Seperti membaca cerpen tentang kebersihan.
Cerpen
tentang kebersihan dapat dijadikan media penghantar pesan kepada para pembaca,
agar selalu menjaga kebersihan di lingkungannya.
Meskipun
berbentuk cerita pendek. Cerpen tentang kebersihan dapat dibuat sesuai dengan
apa yang ingin disampaikan, sehingga tidak menjadi hal yang terlalu diabaikan.
Berikut
adalah cerpen tentang kebersihan.
Beberapa
hari terakhir, hujan turun sangat deras. Ayah dan ibuku berkali-kali berkata
cemas jika hujan turun terus menerus.
Biasanya
jika hujan turun terus menerus, sudah dipastikan akan ada banjir yang datang.
Ayah dan ibuku pun mengajakku untuk mengemasi semua barang dan pindah ke lantai
atas.
Aku
pun mulai membantu ayah dan ibu mengemasi barang, seperti memindahkan kasur,
pakaian, berkas-berkas dan lain-lain.
Terakhir
wilayah kami terkena banjir setinggi lutut orang dewasa. Aku dan keluargaku pun
terpaksa tidur dipengungsian. Sebab rumah kami saat itu tidak bisa digunakan.
Ayah
dan ibu pun telah mengantisipasi jika hal semacam itu sampai terulang lagi.
Meskipun antisipasi ini tidak begitu menolong, tapi paling tidak kami telah
berusaha.
Banjir
yang datang ini bukan karena sebab. Melainkan karena luapan air dari sungai
yang letaknya tak jauh dari rumahku.
Air
yang meluap ini pun disebabkan karena masih banyak masyarakat yang memilih
membuang sampah di sungai.
Padahal
pemerintah sudah menyediakan tempat pembuangan sampah, namun masih saja ada
yang membuang sampah sembarangan.
Sepanjang
mengemasi barang di rumah ayah dan menggerutu tentang masyarakat yang masih
membuang sampah ke sungai.
Selain
karena airnya yang dapat masuk ke rumah, sampah-sampah yang ada pun bisa masuk
ke dalam rumah dan ketika banjir surut yang tersisa hanyalah sampah-sampah.
Sudah
hampir dua jam berlalu dan kami selesai mengemasi barang. Kata ayah kita harus
segera menuju ke lantai atas. Sebab sepertinya banjir akan setinggi lutut orang
dewasa.
Sebelum
naik ke atas, ayah pun segera mematikan listrik dan membawa beberapa senter
yang dapat digunakan.
Sedangkan
ibu membawa beberapa makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi di lantai atas
sambil menunggu air banjir surut.
Ketika
banjir datang, banyak aktivitas masyarakat yang terhenti. Seperti sekolah,
pekerjaan, dan lain-lain.
Selain
itu banjir juga dapat membawa sumber penyakit. Mengingat air yang datang dari
sungai bukanlah air yang bersih, melainkan air yang sudah tercemar.
Banyak
masyarakat yang mengeluh terkait banjir yang akan terus terjadi kedepannya.
Namun mereka juga lupa bahwa banjir yang ada juga karena ulah mereka sendiri.
Sepanjang
kami menunggu hujan reda dan air banjir yang masuk ke rumah surut. Kami
menghabiskan waktu untuk bermain dan bercerita.
Ibu
dan ayah selalu berpesan agar aku tidak menjadi bagian dari mereka yang suka
membuang sampah ke sungai.
Sesekali
dalam waktu kami menunggu aku ke balkon untuk melihat kondisi lingkungan sekitar.
Banyak
diantara mereka yang menghabiskan waktu dengan senter dan juga makanan, ada
pula yang hanya memiliki makanan atau senter.
Aku
berharap semoga hujan segera reda dan air banjir segera surut. aku, ayah dan
ibuku sudah mulai bosan berada di lantai atas yang fasilitasnya sedikit.
Ditambah
lagi, ayah hanya membawa satu selimut untuk kami bertiga. Kami pun berbagi
selimut dan berusaha saling menghangatkan diri.